
Oleh : Ust Lathief Ab
Pengasuh Pondok Baitul Hamdi
ReaksiNews.com | Sukabumi – Dari Abu Hurairah radhiyallahu‘anhu, bahwa suatu hari Rasulullah SAW, naik mimbar dan beliau bersabda: “Amin, amin, amin.” Ditanyakan kepada beliau, “Wahai Rasulullah, apa yang membuatmu mengatakan seperti itu?” Beliau bersabda:
“Jibril berkata kepadaku, ‘Semoga Allah menghinakan seorang hamba yang setelah memasuki Ramadhan, Allah belum mengampuni dirinya.’
Maka aku katakan, ‘Amin.’ Kemudian Jibril berkata, ‘Terhinalah
seorang hamba yang mendapati kedua orang tuanya masih hidup
atau salah satu dari keduanya akan tetapi tidak dapat membuatnya masuk surga.’ Maka aku katakan, ‘Amin.’ Kemudian Jibriil berkata, ‘Terhinalah seorang hamba ketika namamu disebut di sisinya, ia tidak bershalawat kepadamu.’ Maka aku katakan Amin ( HR.Huzaimah. Hadits ini dinilai sahih oleh Al-Mundziri. Targhib Wa Tarhib 2: 92)
Hadits di atas menjelaskan bahwa Malaikat Jibril mendoakan buruk yang diaminkan oleh Nabi kepada tiga orang; Pertama, Orang yang mengabaikan Ramadhan padahal itu bulan ampunan. Ramadhan sendiri dari kata ‘Ramadhan’ artinya membakar. Yakni membakar dosa-dosa. Karenanya Ramadhan bulan taubat, bulan mensucikan diri dari dosa. Shaum, tarawih dan ibadah malam Lailatul Qadar adalah di antara sarana diampuninya dosa.
“Barangsiapa yang berpuasa karena iman dan ingin mendapatkan pahala, maka diampuni semua dosanya yang telah lewat.” (H.R. Bukhari Muslim)
Dalam hadits lain Rasulullah SAW bersabda: “Sesungguhnya Allah mewajibkan puasa Ramadhan dan saya menyunnahkan bagi kalian shalat malamnya.
Maka barangsiapa melaksanakan ibadah puasa dan shalat malamnya karena iman dan karena ingin mendapatkan pahala, niscaya dia keluar (diampuni) dari dosa-dosanya sebagaimana dia dilahirkan oleh ibundanya.” (HR. Annasai.
Orang yang abai pada bulan Ramadhan, berarti tak menyambut dan menghargai pemberian mulia Allah SWT berupa rahmat, berkah dan ampunan. Maka layak malaikat mendo’akan hina padanya.
Kedua. Orang yang tidak berbakti pada orang tua padahal itu merupakan kunci surga. Posisi orang tua sungguh agung dan mulia hingga Qur’an menggandengkan perintah menyembah Allah dengan perintah berbuat baik pada orang tua.
“Dan Tuhanmu telah memerintahkan supaya kamu jangan menyembah kepada selain Dia dan hendaklah kamu berbuat baik kepada ibu-bapakmu dengan sebaik-baiknya.” (Q.S. Al-Isra: 23).
Demikian juga perintah bersyukur kepada Allah diikutkan perintah bersyukur kepada kedua orang tua.

“Agar bersyukur kepada-Ku dan kepada kedua orang tua kalian.
Hanya kepada-Ku lah kamu kembali.” (Q.S.Luqman: 14)
Seakan beribadah kepada Allah dan bersyukur Kepada-nya tidaklah bernilai bila tidak berbuat baik dan bersyukur pada kedua orang tua. Demikian karena ridha dan murka orang tua meniscayakan ridha dan murkanya Allah Swt. Rasulullah saw. bersabda; ِ“Keridhaan Allah itu terletak pada keridhaan kedua ibu-bapaknya dan kemurkaan Allah terletak pada kemurkaan kedua ibu-bapak pula.” (H.R. Muslim)
Demikian pula dosa akibat durhaka pada orang tua berurut setelah dosa terbesar yaitu menyekutukan (musyrik) kepada Allah Swt.“Maukah aku kabarkan kepada kalian mengenai dosa-dosa besar yang paling besar?” Beliau bertanya ini 3x. Para sahabat mengatakan: “Tentu wahai Rasulullah.” Nabi bersabda: “Syirik kepada Allah dan durhaka kepada orang tua.” (H.R. Bukhari Muslim). Ngerinya lagi, azab akibat durhaka pada kedua orang tua akan diperlihatkan di dunia sebelum di akhirat.
Rasulullah SAW. bersabda: “Semua dosa itu azabnya ditunda oleh Allah Swt. sampai hari kiamat, kecuali orang yang durhaka kepada orang tuanya. Sesungguhnya Allah akan mempercepat azab kepadanya; dan Allah akan menambah umur seorang hamba jika ia berbuat baik kepada ibu bapaknya, bahkan Allah akan menambah kebaikan kepada siapa saja yang berbuat baik kepada ibu bapaknya serta memberi nafkah kepada mereka, jika diperlukan.” (H.R. Ibnu Majah)
Maka dari itu orang yang tidak menyayangi, memuliakan
orang tuanya atau salah satu dari keduanya ketika mereka masih
hidup, dia menghilangkan peluang masuk surga. Malaikat pun
mendoakan kehinaan baginya yang diaminkan Nabi.
Ketiga. Orang yang tak bershalawat saat disebut nama Nabi padahal itu peluang syafa’at. Nabi Muhammad saw. adalah manusia teragung dan termulia. Hingga Allah dan para Malaikat pun menghormatinya dengan bershalawat kepadanya. Tentu kita
sebagai umatnya semestinya lebih menghormati dan memuliakannya. Allah Swt. berfirman.
“Sesungguhnya Allah dan para malaikat-Nya selalu bershalawat kepada Nabi Muhammad. Wahai orang-orang yang beriman
bersholawat lah kalian kepadanya dan bersalamlah dengan sungguh- sungguh.”(Q.S. Al-Ahzab: 56). Rasulullah SAW, bersabda“Orang yang bakhil adalah orang yang ketika aku disebut di sisinya lalu ia tidak bershalawat kepadaku.” (H.R. An-Nasai)
Maka hendaklah senantiasa menjawab dengan kalimat
“Shallallahu alaihi wasallam” saat nama MUHAMMAD disebut. Agar tidak dido’akan jelek oleh Malaikat Jibril yang diaminkan oleh Nabi.