ReaksiNews.com || Sukabumi – Sebagai institusi akademik, kampus seharusnya menjadi tempat yang menjunjung tinggi keterbukaan dan kejelasan dalam setiap kebijakan yang diterapkan. Namun, belakangan ini, ketidakjelasan kebijakan di Sekolah Tinggi Agama Islam (STAI) Sukabumi menjadi sumber keresahan bagi mahasiswa dan civitas akademika. Berbagai peraturan yang berubah secara mendadak tanpa sosialisasi yang memadai menciptakan kebingungan serta ketidakpastian yang berdampak langsung pada proses akademik dan kesejahteraan mahasiswa.
Salah satu contoh nyata adalah perubahan kebijakan mengenai pembayaran Uang Kuliah Tunggal (UKT) yang dilakukan dalam satu semester tanpa pemberitahuan resmi yang cukup waktu sebelumnya. Akibatnya, banyak mahasiswa kesulitan mengatur keuangan mereka, bahkan ada yang terancam tidak dapat mengikuti perkuliahan karena belum menyelesaikan administrasi pembayaran. Keputusan yang diambil tanpa memperhitungkan kesiapan mahasiswa tentu dapat berdampak serius terhadap kelangsungan pendidikan mereka.
Selain itu, ketidakpastian dalam sistem penilaian dan kelulusan juga menjadi masalah yang perlu mendapat perhatian serius. Mahasiswa mengeluhkan perbedaan standar penilaian antar dosen dalam mata kuliah yang sama, yang menunjukkan kurangnya konsistensi dalam sistem evaluasi akademik. Tanpa adanya transparansi dan standar yang jelas, mahasiswa berisiko menghadapi ketidakadilan dalam penilaian hasil belajar mereka. Hal ini berpotensi merusak motivasi akademik dan kepercayaan terhadap sistem pendidikan yang diterapkan.

Tidak hanya dalam aspek akademik, kebijakan terkait penggunaan fasilitas kampus juga sering kali tidak konsisten. Misalnya, perubahan aturan mengenai ruang kelas dilakukan tanpa pemberitahuan yang jelas, sehingga mahasiswa harus beradaptasi secara mendadak tanpa persiapan yang memadai. Meski tampak sebagai masalah administratif, kebijakan yang tidak objektif dan inkonsisten ini dapat mengganggu proses belajar-mengajar dan menimbulkan ketidaknyamanan bagi mahasiswa.
Situasi ini menunjukkan perlunya perbaikan dalam sistem komunikasi dan pengambilan keputusan di STAI Sukabumi. Sebuah institusi akademik seharusnya memastikan bahwa kebijakan yang diterapkan transparan, partisipatif, dan konsisten. Melibatkan mahasiswa dalam proses pengambilan keputusan serta memberikan sosialisasi yang memadai sebelum menerapkan kebijakan baru adalah langkah yang harus ditempuh untuk menciptakan lingkungan akademik yang sehat.
Kejelasan dan transparansi dalam kebijakan kampus bukan hanya soal administratif, tetapi juga merupakan bentuk tanggung jawab institusi terhadap para mahasiswa dan tenaga pengajarnya. Jika kampus mampu mengedepankan prinsip-prinsip keterbukaan dan komunikasi yang baik, maka ketidakpastian yang selama ini menjadi keluhan dapat diminimalisir, sehingga seluruh civitas akademika dapat lebih fokus dalam menjalankan peran mereka tanpa gangguan kebijakan yang merugikan.
Penulis : Muhammad ihsanul hakim
Editor : Admin