Reaksinews.com || Bandung – Keluarga RM Geruduk Swalayan Yogya Bojongsoang yang beralamat di Jl.Terusan Buahbatu, No.333, Cipagalo Kec.Bojongsoang, Kab.Bandung Jawa Barat, Sabtu (1/2/25).
Berdasarkan informasi yang dihimpun SR Ibu dari RM menghubungi TR Adik Kandung Satu Ayah SR, yang berada di sukabumi sekitar pukul 20:32 Wib. Tujuan SR tersebut menghubungi adiknya guna untuk meminta pertolongan karena RM anak gadisnya tengah menghadapi permasalahan di Yogya Bojongsoang tempat RM bekerja. Diduga RM Mendapatkan perlakuan tidak manusiawi saat bekerja.
Selanjutnya TR dari Sukabumi berangkat hari Selasa 3/2/25 sekitar 19:22 menuju rumah kediaman SR di Kp.Cipakem bandung, untuk meminta keterangan lebih lanjut kepada RM terkait permasalahan yang di ceritakan oleh SR melalui telpon tempo hari, 00:15 TR sampai di kediaman kakak nya , tanpa basa basi TR langsung meminta keterangan kepada RM detail kejadiannya, bandung, Selasa (4/2/25).
Menurut keterangan RM, saya baru saja selesai kontrak kerja selama 2 tahun dengan yogya kapatihan, saya memutuskan untuk istirahat di rumah sekitar 2 Minggu, kemudian saya mendapatkan tawaran dari teman yang bekerja di PT Polini namun beda cabang, PT Polini adalah owner brand yang bekerja sama dengan Yogya grup, saya merasa tertarik dan langsung mengajukan surat lamaran kerja ke PT Polini pada personalia screening, ujarnya.
“lanjut RM, saya di tugas kan oleh PT Polini untuk menjaga brand yang di Yogya Bojongsoang dengan nominal gajih sebesar 2,6 juta/bulan, saya mulai bekerja pada 31/8/24 Sampai akhirnya hari naas itu tiba, Selasa 28/1/25 ketika itu saya bertugas menjaga brand Polini yang berada di Yogya Bojongsoang dari pukul 14:15 Wib sampai dengan pukul 22:00 Wib,” imbuhnya.
Hari itu ternyata ada beberapa teman dari 5 brand yang memang 1 ilen dengan saya tidak masuk kerja otomatis 5 brand tersebut kosong, jadi saya harus menjaga 6 brand dengan punya saya, jujur saya merasa kewalahan pada saat itu meskipun tidak terlalu ramai pembeli karena harus lari kesana kemari untuk melayani konsumen, biasanya ada bagian midel yang bertugas ngebak up ketika ada SPG yang tidak masuk kerja, tapi tidak tau kenapa hari itu tidak ada seorang pun yang membatu saya lanjutnya, terangnya.
Kemudian pada pukul 20 malam ada 4 ibu-ibu yang datang untuk berbelanja, saya senantiasa melayani konsumen dengan ramah, ke-4 ibu-ibu tersebut berpencar di beberapa brand yang membuat saya kewalahan harus lari sana sini, pada jum’at 31/1/25 saya tiba-di panggil ke ruangan yang mereka sebut adalah ruangan interogasi oleh ibu danru kepala keamanan yang bertanggung jawab di Yogya Bojongsoang ujar RM kepada TR.
Lanjut,” saya di interogasi oleh ibu danru terkait laporan dari teman saya ER yang bertugas menjaga brand sky, bahwa di brand sky ada kehilangan barang, ibu danru bilang bawa pihak scurity telah cek rekaman cctv per tgl 28/1/25 sekitar 20 malam, kata ibu danru saya melihat kamu sedang melakukan transaksi 2 pcs baju dengan salah satu ibu-itu dan ketika kamu sedang transaksi ada salah satu ibu-ibu yang memasukan barang ke kantong kresek apakah kamu tidak sadar tanya ibu danru kepada saya,” tambahnya.
Saya berusaha menjelaskan jika saya tidak mengetahui adanya pencurian yang terjadi di brand sky, tapi ibu danru tidak percaya malah menuduh saya bersekongkol/berkomplot dengan pencuri itu, ibu danru juga bilang jangan-jangan di Yogya Kepatihan juga kamu sering melakukan pencurian ya, atau itu keluarga kamu, ibu kamu, saudara kamu ko bisa kamu se ramah itu kepada mereka katanya dengan nada membentak sampai menggebrak meja membuat saya kaget dan takut.
Jujur hati saya sakit karena ibu danru membawa-bawa nama keluarga saya dalam permasalahan ini, padahal kan saya hanya menjalankan tugas sesuai SOP saya sebagai karyawan yang memang harus bersikap ramah terhadap konsumen, kemudian saya di paksa untuk menandatangani tangani surat pengunduran diri dan surat pernyataan bersalah.
“Saya menolak untuk menandatangani surat tersebut karena saya tidak merasa melakukan apa yang telah di tuduhkan ibu danru kepada saya, kemudian saya bilang ke ibu danru bahwa saya ingin melihat cctv nya tapi ibu danru malah ngancem saya jika saya tidak mau menandatangani surat tersebut dan jika saya mau melihat cctv maka ibu danru akan menghubungi pihak kepolisian, pada saat itu saya takut, saya bingung akhirnya terpaksa saya tanda tangani ke 2 surat tersebut, sedangkan uang 150 ribu hasil transaksi 2 pcs baju itu saya sudah memberikan uangnya kepada ibu danru pungkas nya sambil menangis,” jelasnya.
Menurut keterangan TR, Selasa 4/2/25 sekitar pukul 9 pagi saya dan 1 rekan yang saya bawa dari sukabumi, membawa keluarga besar saya menemui polsek bojongsoang untuk silaturahmi agar Polsek bojongsoang mengetahui bahwa saya aka menemui pihak perusahaan Yogya Bojong soang untuk konfirmasi terkait permasalahan ponakan saya.
“Setelah sering dengan pihak Polsek setempat kemudian saya melanjutkan perjalanan menuju swalayan Yogya Bojongsoang, sesampainya disana saya langsung menuju pos scurity untuk meminta izin bertemu dengan HRD namun menurut keterangan danru HRD sedang berada di majalaya dengan alasan HRD memegang beberapa cabang salah satunya ujung Berung, Soreang, karena tugas HRD di beberapa cabang/harinya,” tambahnya.

Lantas saya minta untuk bertemu dengan menejer/wakil namun menurut ibu danru beliau sedang tidak ada di tempat entah apa yang menjadi alasan nya, lanjut saya meminta izin untuk bertemu direktur/wakil dan lagi-lagi jawaban yang di lontarkan
oleh danru beliau sedang tidak ada di tempat, kemudian saya bertanya kepada danru siapa yang ada di perusahaan ini jawaban danru smua tanggung jawab di serahkan kepada pihak ke amanan, disitu saya berfikir kok bisa ya perusahaan sebesar ini hanya di pegang oleh keamanan, akhirnya saya menyampaikan tujuan say datang untuk permasalahan ponakan saya kepada danru ujar TR.
Ketika saya bertanya kepada KN staf sus and bag ternyata KN malah belum tau ada insiden seperti itu, saya lanjut bertanya ke ketua vic siapa yang menjaga ruang monitoring cctv waktu kejadian ?, siapa bagian keamanan yang berjaga di lantai 1 pada saat kejadian ? ada beberapa jawaban yang berbeda dari ke 3 orang tersebut, ketika saya menanyakan apa yang menjadi alasan danru bisa menyimpulkan bahwa kejadian tersebut sudah di rencanakan oleh ponakan saya bahwa itu adalah sindikat pencuri yang berkomplot dengan ponakan saya.
bahkan tidak tanggung-tanggung danru menuduh bahwa yang ada di rekaman CCTV tersebut adalah ibunya RM dan saudaranya, namun 1 pertanyaan itu dari awal saya konfirmasi sampai selesai tidak ada satupun dari ke-3 nya yang bisa menjawab, bahkan saya beberapa kali meminta izin untuk melihat rekaman CCTV barang sebentar saja tapi ke-3 nya tidak memberi izin malah Danru dan ketua VIC bilang sedang menunggu Polsek Bojongsoang sedang dalam perjalanan menuju ke Yogya karena menurut ketua VIC dan KN rekaman CCTV bersifat internal jadi harus ada pihak kepolisian yang menyaksikan,tapi saya menunggu berjam-jam Polsek Bojongsoang tidak kunjung datang.
Menurut keterangan danru di awal obrolan sebelum datang ketua vic dan Kevin staf sus and bag yang berhasil direkam oleh TR, disini kami mempunyai 42 cctv berada di 4 titik salah satunya berada di personalia posisinya di OPS, yang dalam pemantauan kita posisinya cctv pokus ke konsumen dan juga lorong-lorong itu pun 1 mata tak mungkin bisa melihat selebar itu tanpa bantuan anggota lanjut.
RM aktif bekerja di sini kurang lebih 5 bulan, disini say aka menerangkan hasil rekaman cctv pada Selasa 28/1/25 toko kita agak sedikit tidak seperti biasanya agak meningkat sepi, itu posisinya SPG di brand sebelah lagi off dan kebetulan RM masuk siang, Rabu 29/1/25 SPG yang libur pada tgl 28/1/25 masuk kerja setelah di cek SPG melaporkan bahwa ada kehilangan barang, kemudian kami cek di bagian keuangan ada barang keluar tapi tidak masuk ke sistem computer.
kemudian kami cek cctv, pas kejadian sekitar pukul 20 malam, terlihat dari rekaman cctv ada seorang euh 4 orang atau 3 orang yang beraktifitas mengambil baju, dan RM nya itu langsung beraktifitas euh dengan posisinya itu euh keresek dimasukin kesitu pas dilihat itu tidak ada transaksi di kasa, berlanjut lah dia seperti itu euh dia berjalan berlama-lama dia masuk lah ke brand lain nah disitu aktifitas lagi masukin barang dan belanja disitu dikasih lah uang sama RM, kemudian RM ngasih barang dan di masukin ke kresek dikasih lah uang dari ibu-itu ke RM, nanti yang lebih jelasnya ada atasan saya yang akan menjelaskan ada dari vic dan ada dari Brimob juga lanjut.
Pas kita panggil atau kita mendapatkan tersangka kan udah A1 sudah kami singkronkan pembicaraan RM dengan cctv, dan polsek Bojong soang sedang dalam perjalanan kesini ya ibu mohon ditunggu, pungkas danru.
Lanjut ke tanggapan/jawaban dari KN staf sus and bag, menurut saya keamanan atau scurity di brand tersebut adalah SPG nya sendiri kami tidak akan menerima lagi karyawan yang sudah melakukan kesalahan dan kami akan blacklist karyawan yang bersalah dari semua perusahaan, kalo masalah cctv itu internal ya jadi harus ada pihak kepolisian jika mau melihat cctv tersebut, beber KN.
Lanjut ke tanggapan dari ketua vic, kalo menurut saya anak ibu sudah melanggar SOP perusahaan karena sudah melakukan transaksi di bawah tangan meskipun uang nya sudah di kembalikan, tapi tetap saja anak ibu sudah melakukan pencurian dan di nyatakan bersalah, kalo menurut saya perusahaan sudah bijaksana sih bu untuk tidak melaporkan anak ibu, dan untuk cctv itu harus ada pihak kepolisian yang menyaksikan dan untuk masalah ruang monitoring dikarenakan kami kekurangan anggota maka hanya jam-jam tertentu saja yang kami jaga.
Akhirnya saya menanyakan lagi perihal Polsek yang tak kunjung tiba dan jawaban dari ketua vic saya dan keluarga akan di bawa Kapolsek untuk melihat rekaman cctv nya, dan saya pun menunggu sampai pada akhirnya saya memutuskan untuk membawa keluarga pulang Krena saya fikir percuma menunggu Polsek tidak datang dan menunggu di bawa Kapolsek pun tidak kunjung di bawa.
Kami sebagai keluarga tidak terima anak kami di tuduh dan di permalukan seperti itu, kami akan menggugat dan menuntut keadilan untuk anak kami karena sejak kejadian itu anak kami Jedi pendiam dan murung bahkan sering nangis, kami minta pertanggung jawaban dari pihak perusahaan karena telah mempekerjakan anak kami secara tidak manusiawi anak kami bukan robot yang bisa menjaga 6 brand.
“Dalam satu waktu bersamaan dan harus menjadi karyawan dan merangkap sebagai scurity sperti apa yang di bilang oleh KN, apalagi setelah S.O pada Kamis 6/2/25 kemarin gajih anak kami di tahan oleh pihak perusahaan Yogya dan pihak polini pun tidak mau bertanggung jawab pungkas TR,” tandasnya.
Sumber : (Tuti)