ReaksiNews.com || Tangerang Selatan – Menjadi komedian, Azis Gagap mengaku tidak bisa seumur hidup. Karena itu, dirinya kini fokus mengembangkan usaha sapi potong di kawasan perkotaan.
“Saya menggeluti usaha peternakan sapi potong sejak sembilan tahun lalu di wilayah Tangerang Selatan,” ungkapnya dalam acara Webinar Usaha Peternakan Sapi di Kota Besar oleh Suku Dinas Ketahanan Pangan, Kelautan dan Pertanian (Sudin KPKP) Kota Jakarta Selatan.
Menurut dia, usaha peternakan sapi potong sangat menjanjikan, memberikan keuntungan apabila dikelola dengan baik dan benar.
“Apalagi sudah dekat Hari Raya Kurban, itulah momen kita mendapatkan keuntungan,” kata Azis.
Meski memiliki keuntungan, menjalankan usaha peternakan di perkotaan juga tidak mudah.”Kuncinya dalam usaha peternakan ini, adalah pemeliharaan sapinya harus lakukan pengontrolan rutin, jangan membuat sapi-sapi stres,” beber Azis.
Di awal usaha, Azis mengaku tidak mengenal dengan baik cara memelihara hewan ternak ruminansia tersebut. Namun, ketidaktahuan tersebut bisa diatasi dengan banyak mencari tahu atau berkomunikasi dengan petugas peternakan yang ada di dinas.
Kendala lainnya adalah soal pakan. Karena peternakannya berada di wilayah perkotaan, selain itu soal lingkungan.
“Jadi kotoran ternak ini, kalau tidak dikelola dengan baik dapat menyebabkan pencemaran lingkungan,” imbuh Azis.
Saat ini dirinya memiliki empat ekor sapi potong dengan kapasitas kandang terisi 14 ekor. Kandang memiliki pengaturan kotoran yang diatur supaya tidak mencemari lingkungan sekitar.
Kotoran ternak miliknya diambil dan diolah jadi pupuk kandang, baik pupuk padat maupun cair. Limbah kotoran ternak yang dibuang ke saluran umum sudah dalam kondisi aman bagi lingkungan.
“Ada jalur pembuangan limbahnya, limbah cair dialirkan ke empang. Air kotoran bisa jadi sumber pakan buat ikan, sedangkan limbah padatnya dijadikan pupuk kering,” terang Azis.
Azis mengingatkan kotoran ternak harus diambil secara rutin dan lalu dilakukan penyemprotan kadang, sehingga kadang tidak menyebabkan aroma busuk.
Azis melihat sampai kapan pun usaha peternakan sapi potong selalu menguntungkan. Usaha tersebut tidak hanya prospek dari penggemukan sapi saja, tapi usaha turunan seperti dari pengolahan kotoran ternak baik urine maupun kotoran padatnya.
“Makanan, kotoran dan urinenya masing-masing punya tugas dan kemanfaatan. Bisa jadi peluang untuk dikembangkan,” sambungnya.
Kotoran hewan selain untuk pupuk juga bisa dikelola menjadi sumber energi terbarukan yakni biogas.
Untuk memulai usaha ternak sapi, Azis menuturkan hal pertama yang harus dilakukan adalah mengetahui karakter, sifat dan watak dari hewan tersebut, lalu mencintai usaha tersebut, menjaga kesejahteraan hewan dan memperhatikan lingkungan.
“Tingkatkan jaringan kerukunan antar peternak dan sesama petani, sehingga memudahkan dalam hal pemasaran,” tandas Azis.