Oleh: Lathief Abdallah
(Pengasuh Pondok Baitul Hamdi)
ReaksiNews.com || Semua manusia dari segenap penjuru bumi diundang oleh Allah untuk berziarah ke Baitullah. Namun tidak semua manusia legal mengunjunginya kecuali orang beriman saja.
Setiap orang beriman pasti sangat menginginkan untuk pergi haji dan umrah ke Baitullah. Karena ia merupakan puncak dari rukun Islam. Ibadah haji memiliki spirit luar biasa, baik dari sisi sejarah maupun sisi fadhilah. Titik tolak sejarah Nabi Muhammad Saw juga tapak tilas para nabi sebelumnya.
Shalat di Baitullah sebanding dengan 100 ribu kali shalat di masjid lainnya, kecuali masjid Nabawi. Tidak ada balasan bagi haji yang mabrur kecuali aljanah, surga! Demikian diantara spirit fadhilah (keutamaan) bagi kaum muslimin sehingga mereka rela berkorban harta tenaga dan sabar menunggu jadwal antrian quota hingga 10-30 tahun.
Sebagaimana disebutkan sebelumnya, ibadah haji ke Baitullah wajib bagi setiap muslim dan merupakan penutup dari rukun Islam. Namun tidak semua dapat melaksanakannya kecuali orang yang memiliki istitha’ah (kemampuan). “Dan (di antara) kewajiban manusia terhadap Allah adalah melaksanakan ibadah haji ke Baitullah, yaitu bagi orang-orang yang mampu mengadakan perjalanan kesana.” (Q.S. Ali ‘Imran: 97).
Pengertian istitha’ah (mampu) dalam kitab Fiqhus sunnah jilid 1 hal 531, Sayyid Sabiq menjelaskan; Pertama, memiliki bekal baik selama perjalan pulang pergi juga bekal untuk keluarga selama ditinggalkan. Kedua, badan yang sehat. Bagi yang sakit dan secara medis tidak memungkinkan untuk melaksanakan ibadah haji tidak terkategori istitha’ah.
Ketiga, ada kendaraan yang bisa mengantarkan. Tentu ini bagi mereka yang jauh yang tidak mungkin dengan jalan kaki.
Keempat. Kondisi dalam perjalanan aman baik dari kejahatan atau dari wabah, seperti kondisi tidak aman di musim pandemi Covid19 2020/2021 pemerintah Saudi pernah menunda dua tahun pelaksanaan ibadah haji. Untuk konteks sekarang quota haji menentukan jadwal tunggu keberangkatan seseorang. Di suatu daerah atau negara ada yang daftar tunggu 10 hingga 30 thn.

Bagaimana jika ada orang yang sangat merindui ingin bersimpuh di hadapan Baitullah. Lalu pergi dengan cara memaksakan diri untuk sampa ke kota Makah sedang ia tidak memenuhi standar istitho’ah. Seperti apa yang dilakukan oleh Uwes al Qarni, orang Yaman yang hidup semasa nabi namun tak sempat bertemu dengan beliau. Ia menggendong ibunya yang lumpuh dari Yaman ke Makah dengan jarak 1019 km. Hal yang sama dilakukan oleh Muhamad Khamim pemuda asal Magelang tahun 2015-2016. Ia berjalan kaki menempuh jarak ke Makah -+ 9000 km dengan waktu perjalanan satu tahun. Juga di tahun 2022 seorang mahasiswa, Fauzan dari Pekalongan pergi ke Baitullah dengan berkendaraan sepeda memakan waktu 7,5 bulan.
Mereka yang berusaha untuk pergi ke haji dalam kondisi tidak istitha’ah hanya karena motivasi spiritual yang kuat, menurut al Imam Syeikhul Islam Abdullah Al Alawi Al Hadad dalam kitab Nashihud Diniyah hal.188 adalah merupakan bentuk dari keimanan mereka yang sempurna, imanuhum akmalu, dan pahala mereka yang lebih besar, tsawabuhu a’dzamu. Selama tidak mengabaikan hak-hak Allah, tidak mengantarkan bahaya pada dirinya dan tidak menelantarkan hak yang ditanggungnya.
“Dan berserulah kepada manusia untuk mengerjakan haji, niscaya mereka akan datang kepadamu dengan berjalan kaki, dan mengendarai unta yang kurus yang datang dari segenap penjuru yang jauh”(QS. Al Hajj (22) ayat 27)
Karena spirit keimanan dan tekad yang kuat, sebagian orang yang secara materi tergolong ghoir istitha’ah ( tidak mampu). Seperti viral di sosial media, tukang becak, pedagang sayur rajin menabung hingga 30 tahun yang akhirnya mereka dapat melaksanakan ibadah haji.
Bagi mereka yang memilki kekayaan dan keleluasaan materi jangan pernah melalaikan pelaksanaan ibadah haji. Hendaklah segera mendaftarkan diri baik haji regular, ONH Plus atau haji Furada. Sesuai dengan kondisi kemampuan masing-masing.
Ibnu Katsir membawakan keterangan dari Umar bin Khatab Ra, bahwa ‘Siapa yang mampu haji dan dia tidak berangkat haji, sama saja, dia mau mati seperti yahudi atau mati seperti nasrani.’
Moga saudara yang telah dan sedang menunaikan ibadah haji dengan mudah atau bersusah payah untuk sampai ke Baitullah, menjadi haji yang mabrur dan maqbul disisi Allah SWT.
Bagi kita yang masih bercita-cita untuk berhaji moga Allah segera memberikan kemampuan. Amin Ya Rabbal Alamin