Reaksinews.com || Sukabumi – Karinding merupakan salah satu alat musik tradisional Sunda yang sudah digunakan oleh karuhun (leluhur) sejak zaman dahulu, namun pada zaman sekarang hampir tidak diketahui sebagian masyarakat.
Karinding pada awalnya digunakan untuk mengusir hama di sawah, suara karinding yang unik diyakini memiliki semacam getaran yang dibenci oleh hama dan serangga.
Namun seiring perkembangannya karinding tidak hanya digunakan untuk kepentingan berladang tetapi juga dimainkan dalam ritual atau upacara adat.
Bahkan di kalangan pemuda, karinding populer sebagai alat musik untuk menarik lawan jenis. Jika sang pria berkunjung ke rumah wanita, maka pria itu akan memainkan alat musik karinding untuk memikat sang pujaan hati.
Bentuk Karinding memang sederhana. Hanya seperti sebilah bambu yang dilubangi memanjang. Ukurannya tak lebih besar dari sebatang cerutu dan berbentuk pipih.
Ada beberapa tempat yang biasa membuat karinding, seperti di lingkung Citamiang, Pasirmukti, (Tasikmalaya), Lewo Malangbong, (Garut), dan Cikalongkulon (Cianjur) yang dibuat dari pelepah kawung (enau). Di Limbangan dan Cililin karinding di buat dari bambu, dan yang menggunakannya adalah para perempuan ataupun lelaki.
Cara memainkan, Karinding disimpan di bibir, terus tepuk bagian pemukulnya biar tercipta resonansi suara. Karinding biasanya dimainkan secara solo atau grup (2 sampai 5 orang).
Seroang diantaranya disebut pengatur nada atau pengatur ritme. Di daerah Ciawi, dulunya karinding dimainkan bersamaan takokak (alat musik bentuknya mirip daun).
Suara yang dihasilkan dari gesekan pegangan karinding dan ujung jari yang tepuk-tepuk. Suara yang keluar biasanya terdengar seperti suara wereng, belalang, jangkrik, dan burung.
Secara konvensional menurut penuturan pelaku seni karinding nada atau pirigan dalam memainkan karinding ada 4 jenis, yaitu: tonggeret, gogondangan, rereogan, dan iring-iringan.
Menurut kelompok seni Karinding Attack, material yang digunakan untuk membuat karinding ada dua jenis: pelepah kawung dan bambu, jenis bahan dan jenis design bentuk karinding menunjukan perbedaan usia, tempat, dan sebagai perbedaan gender pemakai.
Bahan bambu yang lebih menyerupai susuk sanggul itu untuk perempuan, karena konon ceritanya ibu-ibu menyimpannya dengan di tancapkan disanggul. Sedangkan untuk laki-laki menggunakan pelepah kawung dengan ukuran pendek, karena biasa disimpan ditempat wadah tembakau.
Karinding umumnya berukuran panjang 10 cm dan lebar 2 cm. Karinding terbagi menjadi tiga ruas: ruas pertama menjadi tempat mengetuk karinding, dan menimbulkan getaran di ruas tengah, sedangkan ruas ketiga (paling kiri) berfungsi sebagai pegangan.
Red